Upaya pencarian pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan. Hingga pukul 10.35 WIB, belum ada tanda-tanda temuan pesawat tersebut.
detikcom akan melaporkan secara update dari waktu ke waktu mengenai proses pencarian pesawat berpenumpang 155 orang tersebut. Anda bisa memantaunya di halaman ini setiap harinya.
Berikut beberapa peristiwa dan informasi yang terangkum hingga hari ini
Pukul 15.00 WIB

Dokumen perjalanan AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu (28/12) pukul 06.17 WIB dirilis Kementerian Perhubungan, Senin (29/12/2014). Dokumen perjalanan itu memuat tentang bahan bakar, penumpang, berat kargo dan kabin, bahan bakar hingga kelaikan pesawat. Ini daftar lengkapnya.
Pukul 14.18 WIB
Kadispen TNI AL Laksma Manahan Simorangkir menindaklanjuti kabar soal temuan objek diduga serpihan pesawat di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ada KRI Pattimura di sana, namun belum membuahkan hasil.
Berikut lokasi diduga tempat temuan objek AirAsia QZ8501:

Pukul 12.59 WIB

Panglima Komando Operasi 1 Jakarta Marsda TNI Dwi Putranto mengaku mendapat informasi bahwa pesawat AP-3C Orion milik Australia mendeteksi sesuatu di perairan di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pesawat Orion juga dilibatkan mencari MH370 yang hingga kini masih misterius.
Tepatnya dari Pangkalan Bun sekitar 100 mil arah barat selatan atau 700 mil dari lokasi terakhir terdeteksi pesawat. (berita bisa dilihat di sini)
Pukul 12.41 WIB
Menko Maritim Indroyono Soesilo menyebut pasukan nelayan juga dikerahkan. Mereka menelusuri kawasan Kalimantan Barat dan Belitung. (berita bisa dilihat di sini)
Pukul 12.00 WIB
Dirut Air Navigation Bambang Tjahjono mengatakan, pesawat AirAsia QZ8501 sempat meminta izin untuk melakukan penyimpangan ke kiri dan meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki untuk menghindari awan badai cumulonimbus. Namun, petugas menara kontrol (ATC) hanya mengizinkan untuk menyimpang ke kiri dan belum mengizinkan untuk naik. Di atas AirAsia ternyata ada pesawat Garuda Indonesia dan 5 pesawat lainnya. (berita bisa dilihat di sini)
Pukul 10.51 WIB
Ketua KNKT Tatang Kurniadi menjawab kemungkinan kenapa Emergency Locater Transmitter (ELT) AirAsia QZ8501 tak memancarkan sinyal darurat.
“Kalau antenanya rusak atau terputus, dia tidak akan terpancar,” jelas Tatang.
Pukul 10.51 WIB
“Diperkirakan setengah perjalanan kehilangan komunikasi, tanpa memberikan peringatan baik radio maupun transponder code, yang semua itu hanya bisa disebabkan oleh sesuatu yang sangat mendadak..,” ujar Adrian
Pukul 10.20 WIB

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menguatkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa ada awan cumulonimbus yang cukup tinggi dan luas saat AirAsia QZ8501 hilang kontak. LAPAN mengatakan ada indikasi hujan lebat, petir dan kemungkinan terbentuk es di jalur yang dilewati pesawat berisi 162 orang itu.
“LAPAN menganalisis dengan data satelit cuaca MT Sat, ada indikasi pembentukan awan cumulonimbus menjulang tinggi di wilayah titik hilangnya AirAsia tersebut. Dari analisis model atmosfer terindikasi wilayah hilangnya AirAsia tersebut terjadi hujan lebat sekaligus mengindikasikan wilayah tersebut Cumulonimbus, awan hujan aktif. Kemudian juga ada angin cukup kencang dari barat ke timur. Jadi informasi itu memperkuat hasil dari BMKG tersebut,” jelas Kepala LAPAN Prof Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikcom, Senin (29/12/2014).
Pukul 08.58 WIB
Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Sulistyo menduga pesawat tersebut berada di dasar laut. Bila benar, tim SAR butuh bantuan negara lain untuk mengangkut pesawat.
Pukul 08.47 WIB

Dilihat dari situs flightradar24.com, Senin (29/12/2014), pagi ini sudah banyak pesawat yang melintas di wilayah udara Provinsi Bangka-Belitung. Ada juga pesawat jurusan Singapura-Surabaya dari maskapai Singapore Airlines.
Pesawat-pesawat AirAsia juga masih terbang menuju Singapura. Salah satunya AirAsia jurusan Yogyakarta-Singapura dengan nomor penerbangan yang tercatat flightradar24 sebagai AWQ658. AWQ adalah kode lain AirAsia selain QZ.
Pukul 08.15 WIB
Pesawat Hercules TNI AU menyisir perairan Tanjung Pandan hingga Belitung Timur. Heli Bolco juga dikirim ke Teluk Kumai, Kalimantan Tengah. Namun belum ada hasil.
Pukul 08.00 WIB
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan, ada dua sasaran pencarian pesawat. Pertama, di selatan Pulau Bangka dan di utara Pulau Bangka, termasuk selat Kalimantan.
Luas area pencarian pertama kurang lebih 129.600 km persegi atau 200 x 200 nautical mile. Area pencarian kedua di utara Pulau Bangka seluas 87.480 km persegi atau 180 x 150 nautical mile.
Pukul 06.00 WIB
Pencarian pesawat kembali dilakukan. Ada 10 kapal, 3 pesawat dan 3 heli yang mencari. Selain itu, ada bantuan tiga kapal perang dari Malaysia dan Singapura. Australia membantu dengan pesawat Orion. Daftar lengkap armada yang dikerahkan bisa dilihat di sini.
Pencarian Pesawat Hari ke-1 Pada Minggu (28/12)
Pukul 07.55 WIB- Pukul 18.00 WIB
Pencarian besar-besaran di sekitar perairan Belitung Timur. Setelah langit gelap, lalu dihentikan sementara. Hingga sore hari, belum ada temuan signifikan dari upaya pencarian.
Pukul 07.55 WIB
Pernyataan DISTRESFA pesawat hilang. Pada tahap INCERFA dan seterusnya Basarnas telah terinformasikan.
Pukul 07.28 WIB
Tindakan yang dilakukan ATC sesuai prosedur maka ATC menyatakan tahap awal pesawat hilang kontak pukul 07.28 WIB. Dinyatakan ALERFA, tahap lanjutan pesawat hilang kontak.
Pukul 07.08 WIB
ATC menyatakan INCERFA (tahap awal pesawat hilang kontak).
Pukul 06.18 WIB
Target hilang dari radar hanya tampak flight plan track. Realisasi ada, plan ada, realisasinya hilang hanya terlihat flight plan track.
Pukul 06.17 WIB
Pesawat tampak di layar radar ATC hanya tampak sinyal ADS-B. Saat itu pesawat hilang kontak dengan ATC.
Pukul 06.16 WIB
Pesawat AirAsia masih terlihat di layar radar
Pukul 06.12 WIB
Pesawat kontak ke ATC Jakarta pada ketinggian FL 320 atau 32 ribu kaki. Berdasarkan kontak AirAsia dengan ATC, pesawat meminta izin menghindari awan di ke arah kiri dari M-635, kemudian meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki.
Pukul 05.36 WIB
Pesawat AirAsia QZ8501 terbang dari Bandara Juanda. Pesawat itu mengangkut 155 orang penumpang dan enam kru.
SENANGPOKER.COM AGEN JUDI POKER DAN DOMINO ONLINE TERPERCAYA INDONESIA
detikcom akan melaporkan secara update dari waktu ke waktu mengenai proses pencarian pesawat berpenumpang 155 orang tersebut. Anda bisa memantaunya di halaman ini setiap harinya.
Berikut beberapa peristiwa dan informasi yang terangkum hingga hari ini
Pukul 15.00 WIB

Dokumen perjalanan AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu (28/12) pukul 06.17 WIB dirilis Kementerian Perhubungan, Senin (29/12/2014). Dokumen perjalanan itu memuat tentang bahan bakar, penumpang, berat kargo dan kabin, bahan bakar hingga kelaikan pesawat. Ini daftar lengkapnya.
Pukul 14.18 WIB
Kadispen TNI AL Laksma Manahan Simorangkir menindaklanjuti kabar soal temuan objek diduga serpihan pesawat di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ada KRI Pattimura di sana, namun belum membuahkan hasil.
Berikut lokasi diduga tempat temuan objek AirAsia QZ8501:

Pukul 12.59 WIB

Panglima Komando Operasi 1 Jakarta Marsda TNI Dwi Putranto mengaku mendapat informasi bahwa pesawat AP-3C Orion milik Australia mendeteksi sesuatu di perairan di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pesawat Orion juga dilibatkan mencari MH370 yang hingga kini masih misterius.
Tepatnya dari Pangkalan Bun sekitar 100 mil arah barat selatan atau 700 mil dari lokasi terakhir terdeteksi pesawat. (berita bisa dilihat di sini)
Pukul 12.41 WIB
Menko Maritim Indroyono Soesilo menyebut pasukan nelayan juga dikerahkan. Mereka menelusuri kawasan Kalimantan Barat dan Belitung. (berita bisa dilihat di sini)
Pukul 12.00 WIB
Dirut Air Navigation Bambang Tjahjono mengatakan, pesawat AirAsia QZ8501 sempat meminta izin untuk melakukan penyimpangan ke kiri dan meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki untuk menghindari awan badai cumulonimbus. Namun, petugas menara kontrol (ATC) hanya mengizinkan untuk menyimpang ke kiri dan belum mengizinkan untuk naik. Di atas AirAsia ternyata ada pesawat Garuda Indonesia dan 5 pesawat lainnya. (berita bisa dilihat di sini)
Pukul 10.51 WIB
Ketua KNKT Tatang Kurniadi menjawab kemungkinan kenapa Emergency Locater Transmitter (ELT) AirAsia QZ8501 tak memancarkan sinyal darurat.
“Kalau antenanya rusak atau terputus, dia tidak akan terpancar,” jelas Tatang.
Pukul 10.51 WIB
Apabila mendarat di
daratan pasti sudah ada yg memberi kesaksian,apabila di lautan ELT akan
menyampaikan lokasinya.Kesulitan muncul dlm..
— JeffreyΛdrian (@jeffrey_adrian) December 28, 2014
Pilot senior Garuda Indonesia yang kini menjadi salah satu pilot air
race, Jeffrey Adrian, menganalisis hilangnya pesawat AirAsia QZ8501.
Jeffrey yang punya jam terbang di atas 10.000 jam tersebut mengakui
jalur di atas Bangka-Belitung dan Kepulauan Riau rawan muncul awan
tebal.“Diperkirakan setengah perjalanan kehilangan komunikasi, tanpa memberikan peringatan baik radio maupun transponder code, yang semua itu hanya bisa disebabkan oleh sesuatu yang sangat mendadak..,” ujar Adrian
Pukul 10.20 WIB

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menguatkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa ada awan cumulonimbus yang cukup tinggi dan luas saat AirAsia QZ8501 hilang kontak. LAPAN mengatakan ada indikasi hujan lebat, petir dan kemungkinan terbentuk es di jalur yang dilewati pesawat berisi 162 orang itu.
“LAPAN menganalisis dengan data satelit cuaca MT Sat, ada indikasi pembentukan awan cumulonimbus menjulang tinggi di wilayah titik hilangnya AirAsia tersebut. Dari analisis model atmosfer terindikasi wilayah hilangnya AirAsia tersebut terjadi hujan lebat sekaligus mengindikasikan wilayah tersebut Cumulonimbus, awan hujan aktif. Kemudian juga ada angin cukup kencang dari barat ke timur. Jadi informasi itu memperkuat hasil dari BMKG tersebut,” jelas Kepala LAPAN Prof Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikcom, Senin (29/12/2014).
Pukul 08.58 WIB
Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Sulistyo menduga pesawat tersebut berada di dasar laut. Bila benar, tim SAR butuh bantuan negara lain untuk mengangkut pesawat.
Pukul 08.47 WIB

Dilihat dari situs flightradar24.com, Senin (29/12/2014), pagi ini sudah banyak pesawat yang melintas di wilayah udara Provinsi Bangka-Belitung. Ada juga pesawat jurusan Singapura-Surabaya dari maskapai Singapore Airlines.
Pesawat-pesawat AirAsia juga masih terbang menuju Singapura. Salah satunya AirAsia jurusan Yogyakarta-Singapura dengan nomor penerbangan yang tercatat flightradar24 sebagai AWQ658. AWQ adalah kode lain AirAsia selain QZ.
Pukul 08.15 WIB
Pesawat Hercules TNI AU menyisir perairan Tanjung Pandan hingga Belitung Timur. Heli Bolco juga dikirim ke Teluk Kumai, Kalimantan Tengah. Namun belum ada hasil.
Pukul 08.00 WIB
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mengatakan, ada dua sasaran pencarian pesawat. Pertama, di selatan Pulau Bangka dan di utara Pulau Bangka, termasuk selat Kalimantan.
Luas area pencarian pertama kurang lebih 129.600 km persegi atau 200 x 200 nautical mile. Area pencarian kedua di utara Pulau Bangka seluas 87.480 km persegi atau 180 x 150 nautical mile.
Pukul 06.00 WIB
Pencarian pesawat kembali dilakukan. Ada 10 kapal, 3 pesawat dan 3 heli yang mencari. Selain itu, ada bantuan tiga kapal perang dari Malaysia dan Singapura. Australia membantu dengan pesawat Orion. Daftar lengkap armada yang dikerahkan bisa dilihat di sini.
Pencarian Pesawat Hari ke-1 Pada Minggu (28/12)
Pukul 07.55 WIB- Pukul 18.00 WIB
Pencarian besar-besaran di sekitar perairan Belitung Timur. Setelah langit gelap, lalu dihentikan sementara. Hingga sore hari, belum ada temuan signifikan dari upaya pencarian.
Pukul 07.55 WIB
Pernyataan DISTRESFA pesawat hilang. Pada tahap INCERFA dan seterusnya Basarnas telah terinformasikan.
Pukul 07.28 WIB
Tindakan yang dilakukan ATC sesuai prosedur maka ATC menyatakan tahap awal pesawat hilang kontak pukul 07.28 WIB. Dinyatakan ALERFA, tahap lanjutan pesawat hilang kontak.
Pukul 07.08 WIB
ATC menyatakan INCERFA (tahap awal pesawat hilang kontak).
Pukul 06.18 WIB
Target hilang dari radar hanya tampak flight plan track. Realisasi ada, plan ada, realisasinya hilang hanya terlihat flight plan track.
Pukul 06.17 WIB
Pesawat tampak di layar radar ATC hanya tampak sinyal ADS-B. Saat itu pesawat hilang kontak dengan ATC.
Pukul 06.16 WIB
Pesawat AirAsia masih terlihat di layar radar
Pukul 06.12 WIB
Pesawat kontak ke ATC Jakarta pada ketinggian FL 320 atau 32 ribu kaki. Berdasarkan kontak AirAsia dengan ATC, pesawat meminta izin menghindari awan di ke arah kiri dari M-635, kemudian meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki.
Pukul 05.36 WIB
Pesawat AirAsia QZ8501 terbang dari Bandara Juanda. Pesawat itu mengangkut 155 orang penumpang dan enam kru.
SENANGPOKER.COM AGEN JUDI POKER DAN DOMINO ONLINE TERPERCAYA INDONESIA


Oftentimes,
it’s possible to take real world applications and apply them to poker,
and other times, it’s poker that can be translated into the real world.
A
lack of consistency is the most common complaint and it is often the
most valid. Players have a point when they complain about rules that
vary from one dealer or floor person to the next, but the most
frustrating lack of consistency is the non-standard rules that so many
card rooms implement. If you have a rule that is unique to your card
room, I can assure you that most players see it as unprofessional,
annoying, and a reason to avoid your room in the future.
If
we’re planning on making a move on a future street, we’ll still need to
take in and filter any new information that arises along the way. Let’s
say that we have identified a player that tends to play weak post-flop.
We’ll want to open up our calling-range in position, as well as from
the blinds. Let’s say we’re up against this opponent and we have called
in position. We’re obviously not calling in position with a hand like
King-Jack or Queen-10 only to try and hit our cards on the flop. Knowing
that we will miss the flop the majority of the time, we’ll need to work
bluffs into the equation. Our intention is to bet the flop if it is
checked to us, as well as working in re-raises and folds when we feel it
is appropriate.
Feelings
of insecurity are usually related to control and identity. Most human
beings fear losing control of our own destiny and feel threatened by
personal attacks. To combat these negative emotions we must work on our
mindfulness: the more certain we are of our level of control, and the
more comfortable we are with who we are, the more calm, composed, and
secure we feel in stressful situations.
Neither
of them got the solution they were looking for, though I gave them both
the tools to improve and keep working on accumulating more chips and
going on more deep runs. I couldn’t give them the solution they were
looking for, because there is no simple solution to accumulating more
chips and having more deep runs. If I had been in a wiseass mood, I
would have answered their question with the only simple solution there
is — play better!
I’ll repeat that last point, because it is the universal truth of poker: playing bad is the reason losing players end up losing at poker,
and that’s regardless of them being actually good at playing poker or
not. Most people lose over the course of their lifetime not because they
make dumb decisions in relation to poker theory, but because they make
dumb decisions in relation to playing poker in general. I’m talking
about things like trying to “win money back,” or playing when tired and
frustrated, or playing after having drinks.
The
SB in this hand is a 20/10 reg but other than that we don’t have any
reads. I’m OK with limping behind on the button with a hand like this.
It’s easy to get away from if we don’t flop top set and we can also get
value when we make straights or cooler people with overboats. From early
position and in the blinds this is basically always a fold.
When planning the necessary bankroll requirements to get started grinding, the first thing to realize is that PLO is a high variance game.
As mentioned in previous articles, the money goes in faster, more
often, and with narrower margins in PLO than in Hold’em. What this
translates into is the need for padding your bankroll with more buy-ins
to play comfortably, as even the best players in the world commonly
experience 20 and 30 buy-in downswings for every 50,000 hands they play.
The
turn was the Tc and I checked. The first loose/passive player checked,
and the aggressive player bet $8. The second loose/passive player called
the $8 fairly quickly. This action probably indicates that the first
loose/passive player doesn’t have much since he called my flop bet and
then checked behind on the turn. It also indicates that the second
loose/passive player probably has a draw.
I’ve
seen many players recently making errors with their three-bet bluffing
ranges in certain spots. They take hands that play relatively well
postflop and have limited blocker value, and effectively turn them into
trash hands by three-bet/folding them.
One
sign of relaxed speech is that it flows freely, without hesitation.
Anxious people are more likely to think before speaking; they have a
reason to be concerned with how an opponent might interpret their
speech. For this reason, a player who has made a significant bet and
responds immediately to a question or statement is more likely to be
relaxed and have a strong hand.
But
is that really such a dream? Why not reality? There are thousands of
individuals worldwide who make their living playing poker, so why not
you? Well, there are a number of reasons why you might do well as a
professional poker player. Almost everyone has some of the
characteristics necessary, and almost anyone who’s interested in poker
probably has the short-term motivation to try. However, there are also a
number of realities you’ll need to prepare for, and since poker players
are reluctant to encourage good players to play more often, advice
isn’t always readily available. I’d like to offer a few insights based
on personal experience that might prove useful to anyone considering
“making the leap” and turning professional.
So
if you’ve already mastered everything there is to know about using
position, then go ahead and skip this article … But in case you haven’t,
I’ve broken down what I consider to be the five most important reasons
why position is valuable in PLO. They are:


